Resensi Novel "Brondong Lover" Karangan Stephanie Zen

Judul               : Brondong Lover

Penulis             : Stephanie Zen

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Kota terbit       : Jakarta

Tahun terbit     : 2009

Tebal               : 232 halaman

Nasha adalah salah satu panitia MOS yang harus menghadapi siswa baru yang sangat menyebalkan, Dave. Dia memang tinggi dan tampan, tapi sikap jahilnya itu membuat Nasha makin benci padanya. Dibalik sikap jahilnya itu Dave menyimpan rasa kepada Nasha. Awalnya Nasha tidak bisa membaca maksud Dave yang melindungninya dari Kevin yang merupakan mantan Nasha.

Dave semakin hari semakin menunjukkan perhatiannya kepada Nasha, walaupun cara memberi perhatiannya tetap dengan sikap jahilnya. Nasha semakin yakin dengan perasaan Dave saat kaki Nasha terkilir dan Dave menggendongnya hingga basecamp. Nasha berusaha mengelak perasaan yang ada dalam dirinya, karena dia tidak mungkin menyukai brondong atau orang yang lebih muda.

            Dave pun menyatakan cinta kepada Nasha, inilah saat yang paling ditakuti Nasha, walaupun ada perasaan senang yang tidak dapat dipungkirinya. Nasha memang belum siap dicap sebagai brondong lover, tapi dia juga tidak bisa membohongi perasaannya. Dave dan Nasha pun resmi berapacaran, dan mereka berkomitmen untuk tidak menggubris kata-kata orang lain. Kevin yang mengetahui kabar itu berusaha agar hubungan mereka berdua rusak, karena Kevin merasa bahwa urusannya dengan Nasha belum selesai.

Saat Dave dan Nasha semakin dekat, masalah baru muncul. Kak Elang, orang yang disukai kakak Nasha secara tiba-tiba mengatakan cinta kepadanya. Nasha dengan yakin mengatakan tidak, karena dia sudah punya Dave dan dia juga tidak ingin melukai hati kakanya sendiri.

            Novel karangan Stephanie Zen ini sangat menarik, konfliknya membuat novel ini tidak perku diragukan lagi untuk dibaca. Pesan yang dapat diambil yaitu uur bukan menjadi masalah dalam suatu hubungan asalkan dapat menjaga kepercayaan dan pengertian antara satu dengan yang lainnya.